Latest Posts

Pulau Harapan (Kep. Seribu) || Birunya Air dan Langit, Ramahnya Para Penduduk Lokal

By 15:27 ,

Pulau Harapan, Kepulauan Seribu 2016


Ditengah-tengah kerjaan, sekitar dua minggu sebelum keberangkatan dan saat itu posisi saya masih dinas di PGN Saka Energi, tetiba ada chat LINE masuk dari teman saya, Daus, yang menanyakan sekaligus mengajak apakah saya dan teman-teman dari tim 7 ingin bergabung ikut berlibur dengannya (kebetulan Daus bersama Ricko, Lana, dan Gungset). Saat itu saya belum bisa memutuskan apakah saya dan tim bisa ikut atau tidak, tapi secara personal sih saya bisa banget untuk ikut hehe.

Selang beberapa hari dari ajakan Daus, kami tim 7 (saya, Stiffi, Akhmad, dan Tidy) akhirnya memutuskan untuk setuju setelah sebelumnya menimbang-nimbang bisa ikut tidaknya. Kami pun membuat rencana kepergian dan tempat untuk meeting point bersama menuju pelabuhan Muara Angke. Kami sepakat tempat pertemuan kami adalah di apartment-nya Stiffi dengan jam yang telah disepakati yaitu pukul 05.00 subuh sudah di tempat.

Pukul 05.00 subuh, saya tiba di tempat Stiffi. Namun, sayangnya Akhmad dan Tidy belum juga tiba. Stiffi pun belum turun dari kamarnya di lantai atas. Untuk itu, sembari menunggu mereka datang, saya yang kebetulan berangkat pagi sekali sebelum shalat subuh, saya laksanakan saja shalat subuh diapartment ini.

Pukul 06.00 pagi, Tidy pun tiba, disusul dengan kehadiran Stiffi dari kamarnya. Tak lama Akhmad datang dengan membawa carrier Deuter hitamnya berjalan masuk menuju lobby utama. Baiklah, lengkap sudah kami semua, segera mencari taksi menuju Pluit dan siap untuk berangkat.

Pukul 06.10 pagi, taksi kami melesat kencang menuju Pelabuhan Kali Adem Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Pagi itu amat lengang dan hujan turun mengguyur kota kami tercinta, Jakarta.I love this atmosphere so much and you can feel your city very deeply when it rains. Sejuk dan suasananya tenang. Kami hanya menghabiskan waktu kurang dari setengah jam untuk bisa sampai di pelabuhan. Macet? Yap, kami masih sempat terkena kemacetan. Namun, bukan kemacetan Ibu Kota yang kami dapati. Untuk menuju pelabuhan, setiap orang yang akan menyebrangi pulau dari Muara Angke ke Kepulauan Seribu, pastinya akan terjebak di daerah pasar ikan di mana lebih tepatnya dari pintu masuk gerbang utama pasar ikan. Untungnya, macet disana masih manusiawi banget, jadi gak sampai menghabiskan waktu yang banyak untuk bermacet-macet ria.

Jam setengah tujuh lebih, kami tiba di pelabuhan. To be honest, akhirnya ada juga pelabuhan kece untuk feri dan kapal-kapal reguler untuk bisa nyebrang ke Pulau Seribu. Dulu, tepatnya pada tahun 2012, saya dan teman-teman dari Lisuma Trisakti pergi ke Pulau Pramuka untuk mengadakan acara terumbu karang dan itu kali terakhir saya ke Kepulauan Seribu. Kala itu, kami menyebrang masih melewati jalur-jalur setapak pasar, melewati lorong demi lorong yang becek untuk bisa mendapati dermaga kapal. Lalu, bagaimana keadaan saat ini? Semuanya berubah! Pelabuhan telah dibuat untuk kapal-kapal mulai dari yang reguler hingga yang oke sekalipun. Desain yang bagus dengan suasana pelabuhan serba putih dan minimalis, membuat saya merasa bukan berada di pasar ikan Muara Angke. Walau tidak semuanya dibangun dan diperbaiki, masih ada sisi-sisi yang belum diselesaikan dan masih kotor. Yasudah, tak apalah, namanya juga proses perbaikan ke arah yang baik, butuh waktu dan persiapan yang banyak (ceeilaaahh!).


Pukul 07.30 pagi, kapal reguler kami start bergerak dari dermaga di Pelabuhan Kali Adem menuju Pulau Harapan. Perjalanan ke sana memakan waktu sekitar 3,5 jam dari kota Jakarta (dermaga). Kalau sudah begini sih, saya absen dari tidur atau kegiatan yang gak menguntungkan lainnya. Pasalnya, selama perjalanan, kita disuguhi banyak keindahan pulau-pulau dan lautan yang birunya itu lhooo,MasyaAllah sekali! It was barely to see a dirty scenery there due to a beautiful view during the crossingsampai akhirnya untuk pertama kalinya saya melihat lumba-lumba berenang dan loncat-loncatan di lautan lepas selain di gelanggang samudera, hihi. Itu benar-benar rezeki banget bisa mendapatkan momen melihat langsung lumba-lumba dalam jarak yang amat dekat.



* * *

Setibanya saya dan dua belas orang lainnya (Fariz, Grace, Putu, Sogi, Stiffi, Arfan, Akhmad, Lana, Tidy, Gungset (Agung), Firdaus, dan Ricko), kami langsung diantar ke rumah yang nantinya akan kami tinggali. Rumah yang kami tempati ini besar dan gak  kotor, bahkan adem dan enak sekali untuk menjadi tempat menginap kami.

Siang hari ketika yang lainnya beristirat, saya lebih memilih untuk keluar berjalan-jalan keliling pulau untuk mengambil gambar sekaligus meresapi keindahan Pulau Harapan tersebut. Sambil mengelilingi pulau, ada saja yang dapatkan di pulau ini selain keindahannya. Ada anak pulau yang sepanjang hari hanya berjemur hingga keling dan hitam untuk mendapatkan uang koin dari kami para wisatawan yang berkunjung.

Yap, inilah Pulau Harapan dan pulau-pulau lainnya yang saya kunjungi (Pulau Genteng dan Pulau Perak). Keadaan lingkungan masih sangat bersih dan segala vegetasinya tumbuh dengan baik. Keadaan terumbu karang di bawah lautnya juga masih terjaga dengan sempurna.






















* * *

You Might Also Like

0 comments