Latest Posts

Dieng Plateau || Indahnya Kawasan dengan Aktifitas Vulkaniknya

By 16:02 , , , , , , , ,

Dieng 2017



Tahun ini, Alhamdulillah ada kesempatan datang lagi ke dataran tinggi Dieng atau Dieng Plateau yang terletak di dua kabupaten yaitu Wonosobo dan Banjarnegara. Walaupun pernah ke daerah ini sebelumnya, namun Dieng tidak pernah membuat saya kapok atau bosan untuk mampir lagi ke sini.

Kebetulan, di tahun ini ada gears tambahan yang menemani perjalanan saya ke Dieng dan ke destinasi-destinasi lainnya. Mirrorless Olympus PEN mini E-PM2 dan DJI Spark Combo menjadi pelengkap pembuatan cinematic video dan aerial video serta fotografi lansekap saya. Naahh, teman-teman bisa melihat hasil videonya di sini:




Tempat wisata di Dieng sebenarnya banyak lho, namun karena saat itu saya dan keluarga hanya satu hari penuh di sana dan tidak bisa ke banyak tempat, jadilah 3 (tiga) tempat utama yang saya dan keluarga datangi. Sebelum saya mendatangi sejumlah tempat wisata khsusunya ke arah Telaga Warna, saya terlebih dahulu harus membayar tiket tempat wisata plus sudah mendapatkan tiket terusan ke Candi Arjuna. Lumayan kan?



1. Telaga Warna




Kami start dari penginapan pukul 08.00 pagi dengan temperatur yaitu 14 derajat celcius. Cuaca kala itu Alhamdulillah cerah. Jadi suasana untuk mengambil gambar dan video pun sangat mendukung sekali. Di tahun-tahun sebelumnya, lewat Telaga Warna ini, saya bisa terus naik ke arah Batu Pandang dan Batu Ratapan Angin, untuk melihat pemandangan kota Dieng dari atas sana (bisa di baca di sini untuk tahu mengenai Batu Pandang dan Batu Ratapan Angin). 

2. Kawah Sikidang

Di tahun-tahun sebelumnya, hanya Kawah Sikidang-lah tempat wisata yang belum sempat saya datangi, padahal sudah datang beberapa kali lho ke Dieng ini. Alhamdulillah, tahun ini diberi kesempatan melihat-lihat seperti apa Kawah Sikidang itu.





Latar Belakang Gunung Prau
Kawah Sikidang sama seperti kawah pada umumnya yang masih terjadi aktifitas vulkanik seperti kawah yang berada di gunung-gunung api lainnya. Nahh, salah satu enaknya ke Dieng itu, kita bisa melihat kawah-kawah seperti yang ada di gunung api lainnya, namun tanpa harus hiking/trekking terlebih dahulu untuk bisa mengunjunginya. Berbeda dengan kawah wisata seperti Gunung Tangkuban Parahu dan Kawah Putih di Gunung Patuha, kawah-kawah sekitaran Dieng ini mudah dijangkau karena letaknya yang masih berdekatan dengan pemukiman warga setempat.

Dataran tinggi Dieng ini sebenarnya adalah sebuah kaldera raksasa, bekas letusan besar Gunung Prau Purba. Maka dari itu, kita bisa melihat wilayah Dieng ini seperti sebuah cekungan yang dikelilingi gunung-gunung yang berada dipinggir wilayah tersebut. Selain itu, masih adanya aktifitas vulkanik di bawah permukaan kawasan Dieng ini.

Dieng adalah salah satu kawasan yang memiliki kawah terbanyak di Indonesia. Keberadaan kawah-kawah aktif inilah yang terkadang menjadi hal yang mengerikan karena adanya gas-gas beracun di kawah-kawah tersebut. Yaaa, inilah Dieng Plateau! Wilayah yang asri, subur, dan masih adanya aktifitas gunung api di bawah permukaannya yang juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) dan direct use dari geothermal energy. Salah satu perusahaan yang mengurusi bidang energi panasbumi di Dieng ini adalah PT. Geo Dipa dan PT. Pertamina Geothermal Energy.

3. Candi Arjuna








4. Tugu Dieng

Setelah puas mengelilingi area wisata di Dieng Plateau yang walau singkat ini, saat menjelang makan siang, saya dan keluarga memutuskan untuk makan di tempat favorit saya setiap ke Dieng. Dulunya ini adalah tempat di mana para pendaki beristirahat/makan sebelum dan sesudah mendaki. Karena di sekitar sini tadinya adalah basecamp dari pendakian Gunung Prau via Dieng (baca di sini mengenai pendakian ke Gunung Prau via Dieng 2016). Namun, setelah saya menanyakan kembali di mana basecamp-nya, ternyata sudah pindah dan berlokasi di atas arah ke Gunung Prau (mungkin dekat pintu masuk via Dieng kali, yaaa).

Saya merekomendasikan keluarga saya makan di belakang penginapan Bu Djono (baca di sini seputar pengalaman saya menginap di penginapan Bu Djono) untuk makan mie ongklok. Ternyata, semuanya suka! Saya kira karena pada asing dengan mie ongklok ini akan mengakibatkan mereka tidak suka. Sambil menunggu hidangan siap disantap, saya dan adik berfoto-foto dulu di Tugu Dieng persis di seberang penginapan Bu Djono. Walau saya setiap kali ke Dieng selalu menyempatkan diri untuk foto di depan tugu ini, rasanya tak bosan untuk mengoleksi lagi dan lagi diri saya bersama tugu ini.





Setelah selesai makan siang dan shalat dzuhur, saya dan keluarga menyudahi perjalanan yang singkat ini di Dieng. Yang terpenting dari perjalanan ini adalah setidaknya keluarga saya tahu ada wilayah yang dingin nun asri untuk dinikmati namun juga bisa menjadi bahaya karena kawasan tersebut masih aktif dalam hal vulkaniknya.

Pukul 02.00 siang kami pulang dan keluar dari kawasan Dieng Plateau untuk melanjutkan perjalanan ke wilayah Bawang, Jawa Tengah dengan melewati rute arah Banjarnegara, jadi bukan lewat Wonosobo yaa seperti saat saya dan keluarga datang. Mulanya, perjalanan saya dan keluarga ini berawal dari Pekalongan untuk dua hari saja, kemudian lanjut ke Magelang untuk melihat Candi Borobudur, lalu malamnya menginap di penginapan daerah Dieng, dan hari itu selesai sudah jalan-jalannya saya dan keluarga secara keseluruhan. Oiaahh, apabila teman-teman ingin berkunjung ke Dieng, teman-teman bisa membaca dan klik di sini mengenai transportasi ke Dieng. Silahkan dibaca, yaa!

Terima kasih banyak sudah membaca artikel saya ini. Sekiranya ada salah kata, mohon dimaafkan. Terus ikuti perjalanan saya dan bisa juga membaca kisah-kisah saya lainnya di blog ini. See you in another story!






* * *

You Might Also Like

1 comments