Latest Posts

Road Trip Selama di Sulawesi Selatan (#1 Makassar)

By 10:28 , , , , , , , , , , , , ,

Makassar 2017



Assalaamu 'alaykum!

Desember lalu, saya punya oleh-oleh cerita, nih, ke Sulawesi Selatan dalam rangka pulang kampung dan acara pernikahan paman saya. Terakhir ke Sul-Sel tahun 2013 saat saya masih kuliah. Suasana yang masih sama, menenangkan sekali untuk pulang ke tanah kelahiran keluarga besar saya di Sulawesi Selatan.

Dalam artikel kali ini, saya akan membahas road trip selama di Makassar. Makassar sendiri adalah ibukota dari Provinsi Sulawesi Selatan, yang terkenal akan kota "laut", "ikan bakar", dan siapa yang tak kenal Coto Makassar, Es Pisang Ijo, dan lagu daerah Anging Mamiri. Nah, itu semua berasal dari sini ya. Nantinya, saya akan membagi 3 (tiga) bagian dari hasil jalan-jalan saya. Pertama di artikel ini, lalu ada tentang kampung halaman Bapak dan keluarga besar di Tana Toraja, dan terakhir liburan ke Tanjung Bira.

* * *

Jakarta - Bandara Internasional Soekarno-Hatta

Pukul 08.30 WIB, terdengar suara klakson mobil tanda saya dan adik siap berangkat. Setelah semua barang-barang saya bawa turun ke lantai bawah agar lebih gampang diangkut ke mobil, akhirnya kami berdua pamit kepada kedua orang tua untuk pergi lebih dulu ke Makassar. Mereka dan beberapa keluarga akan menyusul pada hari Minggu nanti. Hari itu hari Kamis, 07 Desember 2017. Kami akan boarding pukul 13.00 WIB dan diperkirakan akan tiba sekitar pukul 16.30 WITA. Waktu tempuh di udara sekitar 2 (dua) jam untuk bisa ke sana.

Kondisi Jakarta dan Tangerang pagi itu bisa dikatakan baik-baik saja. Saya melewati tol Tanjung Priok dikarenakan tol JORR terpantau padat kala itu. Butuh waktu 1,5 jam untuk tiba di bandara, dan sisa waktu kami sampai dengan boarding masih ada kurang lebihnya 3 (tiga) jam dari saat itu.








Di Atas Pulau Jawa



Bandara Internasional Sultan Hasanuddin

"Prepare for landing", begitu kata kapten pilot. Alhamdulillah, setelah kurang lebihnya 2 (dua) jam di udara, melayang-layang dengan beberapa kali turbulence dan pengumuman cuaca kurang baik di atas pulau Jawa dan juga di tengah-tengah menuju Pulau Sulawesi, akhirnya pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA616 mendarat dengan sempurna.

"Penumpang yang terhormat, selamat datang di Makassar! Kita telah mendarat di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin. Silahkan tetap duduk sampai pesawat ini telah berhenti dengan sempurna dan lampu tanda kenakan sabuk pengaman telah dipadamkan! Mohon untuk tidak menyalakan telepon genggam, tunggu sampai Anda berada di ruang kedatangan .....(blablablabla)", ucap Mbak Pramugari dengan lembutnya. Voila, I arrived safely at Sultan Hasanuddin approximately at 04.30 PM at that time!

Sudah Memasuki Pulau Sulawesi







Desember Lalu Sedang Ada "Lovely Desember"


Makassar (Sulawesi Selatan)

"Iya Teh, ini aku sudah sampai. Lagi di bagian pengambilan barang. Tunggu, ya!", kataku pada Teteh yang akan menjemputku di bandara. Untuk pengambilan tas/barang-barangnya sendiri tidak memerlukan waktu yang lama. 

Singkat cerita, selama di Makassar, inilah tempat-tempat yang saya kunjungi. Semoga membantu teman-teman dalam mencari referensi tempat yang pas saat berlibur ke Makassar, ya!

* * *

1. Pantai Losari

Buat saya, Pantai Losari adalah tempat yang sangat tepat untuk melihat senja menghilang. Dengan membawa tripod fleksibel khusus bepergian, kamera mirrorless Olympus PEN mini E-PM2, filter GND, ND, dan CPL, serta tempat untuk penyangga filter, akhirnya saya siap untuk memotret sunset di sini.

Sembari menunggu sunset, saya menyempatkan untuk mengambil gambar yang lain (human interest) dari orang-orang atau para turis yang berdatangan. Banyak juga dari mereka yang sama seperti saya menunggu matahari terbenam, dan membawa kamera mereka masing-masing.

Semakin senja, warna langit semakin cantik. Sungguh, memotret senja dengan adanya kapal pinisi sebagai foreground ditambah perpaduan antara biru, ungu, oranye, dan warna lainnya, membuat gambar menjadi lebih bercerita. Ayooo, datang ke Pantai Losari! Sunset di sana tak akan pernah mengecewakan.








Bocah Lokal yang Minta Difoto oleh Saya









2. Masjid Terapung di Pantai Losari

Saat maghrib tiba, saya dan adik shalat terlebih dahulu di masjid sekitar Pantai Losari. Masjid Amirul Mukminin namanya. Dengar-dengar, sih, ini adalah masjid terapung pertama di Indonesia karena letaknya yang berada di atas perairan. Masjidnya juga bersih, lho! Terdapat 3 (tiga) lantai di sana, dan untuk perempuan (akhwat) yang ingin shalat, bisa menempati lantai 2 (dua) dan 3 (tiga).

Khusus 1 (satu) Foto ini Diambil Tahun 2013








3. Pallubasa Serigala

Aaaahh, tiada yang lebih dirindukan selain makanan ini saat pulang ke Makassar, woooooohh!!! Saya sungguh suka sekali sama Pallubasa! Rasanya beda banget sama Coto Makassar dan Sop Konro (yaiyalaaah). Yang saya suka itu kalau sudah pesan lidah, pipi, daging, dan telur di atasnya. Perpaduan dari itu semua membuat saya rasanya tidak sabar untuk mencicipi. Nah, untuk teman-teman yang ingin mencoba, bilang begini saja kalau mau pesan, "Saya yang campur, ya, Pak!" Nanti juga Mas-Mas nya ngerti. Oiah, untuk harga yang campur ini, kita harus mengeluarkan kocek kurang lebihnya Rp 18.000,- s.d. Rp 23.000,- (CMIIW).








4. Coto Gagak

Jujur saja nih, selama 2 (dua) minggu saya di Sul-Sel, hampir tiap hari makannya daging sapi/kerbau (selain makan ikan). Makanan yang berasal dari daging memang sudah khas banget di Makassar. Ya, seperti yang saya sebutkan di atas. Ada Coto Makassar, Sop Konro, Pallubasa, coto ini, coto itu, dan sop/coto lainnya. Walau padahal intinya sama, sama-sama berkuah. Namun, memang beda di rasa kuah itu sendiri.

Kali ini, saya ingin beri rekomendasi menu makanan khas daerah sini, nih. Namanya Coto Gagak. Menurut saya, sih, ini perpaduan antara Coto Makassar dan Pallubasa. Kenapa bernama Coto Gagak? Sama seperti Pallubasa Serigala, kedua nama belakang itu adalah nama jalan di daerah itu. Jl. Gagak No. 27, Mariso, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.





5. Rumah Makan Losari & Seafood

Nah, Makassar memang terkenal dengan makanannya yang khas akan makanan lautnya. Tidak heran kalau di mana-mana banyak rumah makan yang menjajakan pilihan menu makanan berupa seafood dan ikan bakar. Tinggal teman-teman pilih saja mau makan di mana. Kebetulan, saya punya rekomendasi tempat yang enak, nih, buat teman-teman.

Saya mencoba makan di R.M. Losari ini sejak dulu. Saat itu yang saya rasa memang enak sekali. Lalu ada yang khas juga nih di sini, yaitu sambal campurnya. Banyak pilihan sambal yang di taro di meja yang kemudian tinggal kita ambil dengan sendok untuk ditempatkan di piring kita. Kurang lebihnya 5 (lima) macam sambal plus daun kemangi serta mentimun yang juga ikut dihidangkan bersamaan dengan sambal-sambal tersebut.







6. FAT Straw (Trans Mall Tj. Bunga)

Jauh-jauh datang ke Makassar, ujung-ujungnya ke mall? Yaa, tak apalah. Namanya juga cuci mata. Barangkali ada yang bisa dibeli. Kebetulan saat itu pilihan jatuh kepada Trans Mall di daerah Tanjung Bunga. Sekitar 5 menit dari Pantai Losari. Dekat, kok!

Berhubung seharian haus sekali, dan membutuhkan minuman manis yang dingin, akhirnya saya dan keluarga datang ke salah satu tempat yaitu FAT Straw. Sebenarnya, FAT Straw ini ada di Jakarta, tepatnya di daerah Kelapa Gading. Tapi, bolehlah mencoba yang ada di Makassar. Nah, minuman yang saya pesan ini adalah Matcha milk tea dengan extra topping "coffee jellly" (kayaknya sih ini cincau yaaaa) di dalamnya dan kita boleh pilih mau topping apa saja. Untuk harga, saya harus mengeluarkan kocek kurang lebihnya Rp 22.000,- Matcha milk tea (reguler bukan large).






Setelah datang ke beberapa tempat yang saya rekomendasikan di atas, akhirnya road trip dan artikel ini saya lanjutkan ke artikel berikutnya mengenai Tana Toraja dan Tanjung Bira setelahnya. Sampai jumpa lagi di road trip selanjutnya selama di Tana Toraja!








* * *




You Might Also Like

1 comments