Latest Posts

Nginep Dadakan di Ranca Upas (Camping Ceria)

By 18:17 , , , , , , , , ,

Ciwidey 2017




Assalamu 'alaykum, hallo semuanya!

Berhubung liburan natal kemaren lumayan panjang selama 4 (empat) hari, saya dan teman-teman memutuskan untuk menghabiskan liburan tersebut dengan bepergian ke daerah Bandung dan sekitarnya. Kami berangkat pada hari Minggu, 24 Desember 2017 dan pulang keesokan harinya Senin, 25 Desember 2017. Kami gak bisa lama-lama dan lagipula liburan dua hari satu malam tersebut sudah sangat membuat kita semua puas.


* * *


Berawal dari kebingungan kami akan berlibur ke mana liburan panjang kali ini, pada akhirnya Dayu mengabarkan saya dan adik saya (Farisah) bahwa kami akan jalan-jalan ke Bandung. Dayu pun mengingatkan untuk membawa sleeping bag dan matras karena kami akan berkemah nantinya. Wooowwwww, sontak saya senang sekali. Akhirnya bisa merasakan camping ceria (dadakan) tanpa persiapan apapun. Terakhir berkemah "ceria" itu saat SD saat pramuka. Selebihnya berkemah benaran di gunung.


Jakarta - Kabupaten Bandung

Bertolak dari Jakarta pukul 09.30 WIB, dengan keadaan lalu lintas yang cukup padat dan mungkin bisa dikategorikan macet di daerah Cikampek (selalu macet kalau sudah liburan), akhinya kami tiba di daerah kabupaten Bandung sekitar jam setengah empat sore. Destinasi pertama yang kami datangi adalah lokasi shooting "Rumah Pengabdi Setan" yang berada di daerah perkebunan teh Pangalengan. Untuk cerita ini, klik di sini ya, Rumah Pengabdi Setan.


Pangalengan - Ciwidey (Ranca Upas)

Tepat sekali saat lantunan ayat suci dibacakan menjelang maghrib, kami pun menyudahi berada di rumah ini dan segera melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya, sekalian menginap agar keesokan harinya bisa lanjut jalan-jalan lagi.

Perjalanan dimulai dari daerah Pangalengan sekitar pukul 20.00 WIB karena kami sempat mampir sebentar untuk makan dan buang air kecil. Kemudian tiba sekitar pukul 21.45 WIB di Ranca Upas, Ciwidey. Perjalanannya tidak begitu jauh dari Pangalengan, dan keadaan jalan pun alhamdulillah lancar walau gelap dan tidak begitu ramai pengendara. Oiah, lokasi camping ground ini berada di Kampung Cai Ranca Upas Ciwidey, ya! Jadi, kalau teman-teman mau ke Kawah Putih dan Situ Patenggang, jalan ke Ranca Upas ini masih satu arah dengan dua tempat tersebut.


Kampung Cai Ranca Upas

Sesampainya kami di lokasi, sebelum masuk ke bumi perkemahan, kami harus membeli tiket masuk dan mengeluarkan kocek sebesar Rp 355.000,- untuk semalam. Mahal banget??? Ohhh, tentu tidak! Ini masih terbilang murah untuk 5 (lima) orang.


NB: Karena kita berlima, jadinya tinggal di x5 aja yang perorangnya, yaa!


Kiranya tenda sudah dibangun, kami pun segera masuk untuk menyiapkan keperluan tidur kami. Api unggun telah dinyalakan, kurang lebih 1 (satu) jam untuk satu bongkahan kayu. Sementara kami membeli 2 (dua) bongkah kayu. Untuk masalah suhu, malam ini berada diangka 15 derajat celcius, cukup dingin. Sama dinginnya seperti udara di Dieng. 

Malam ini sangat cerah. Terlihat keberadaan bintang-bintang di atas sana. Sayangnya, gugusan milky way tidak menampakkan dirinya, hanya taburan bintang-bintang tadi yang menyapa kami. Dengan menikmati udara malam yang sejuk, cerahnya cuaca, hangatnya candaan kami di tenda, dan ramainya pengunjung yang datang, membuat liburan ini menjadi sangat sempurna!

Terlihat kerlipan bintang di belakang

Setelah menikmati indahnya keadaan malam dan sesi pemotretan ala fotografer Dariel di bawah langit berbintang, saya pun memutuskan untuk tidur karena waktu sudah masuk pukul 00.00 WIB. Ngantuk rasanya, namun udara sangat dingin. Penyakit yang selalu terulang, yaitu .... Tidak bisa tidur di gunung.

* * *

Setelah semalaman grasak-grusuk tidak bisa tidur dengan nyenyak. Menjelang pagi, akhirnya saya pun tertidur dengan amat sangat pulasnya. Suara ibu-ibu yang menjajakan jualannya pun mulai terdengar satu per satu. Keramaian di luar tenda juga ikut membangunkan saya. Sudah mulai "berisik" ternyata. Tanda pengunjung ramai, nih.

Benar saja, pukul 06.00 WIB saya bangun. Terlihat Dariel sedang berdiri di pintu tenda, sudah mantap dengan alat tempurnya untuk memotret. Saya masih mengulat dibalik sleeping bag, bercanda dengan Dayu, Farisah, dan Dicky. Dayu yang tadinya juga masih setengah semangat untuk bangun, pada akhirnya dia pun bersiap diri untuk ikut Dariel jalan-jalan pagi berkeliling di area camping ground ini. Menjadi modelnya Dariel katanya.

Melihat Dayu yang sedang mengikat tali sepatu, saya pun juga segera bergegas bangun dan keluar dari sleeping bag ini. Bersiap diri, mencuci muka, dandan sedikit, dan ikut mereka pergi ke area ilalang yang jaraknya tidak begitu jauh dari tenda kami. Rencananya sih, kami ingin melihat sunrise.





Usai berfoto-foto ria di padang ilalang, kami bertiga kembali ke tenda untuk segera membereskan semua barang karena kami harus segera melanjutkan perjalanan ke tempat yang lain. Mumpung masih pagi, jadi masih bisa datang ke beberapa tempat lagi sebelum pulang ke Jakarta.

Udara pagi ini sangat sejuk dan sesekali hangat karena adanya matahari yang mulai muncul dengan amat pelannya dari balik gunung sana. Kami pun berjalan menyusuri rerumputan dan tanah yang basah dengan sangat hati-hati. Di sini sangat becek, licin dan banyak aliran air. Di tempat yang kami jadikan area memotret ini juga didatangi oleh beberapa orang. Ada sekitar 6-7 orang selain kami.


Dariel sebenarnya agak kesal dan sedikit kecewa dengan keberadaan Ranca Upas yang tidak sesuai ekspektasi awalnya. Dia kira akan sebagus apa. Maklum, tiap orang punya pendapatnya masing-masing. Mungkin bagi dia, tempat ini belum bisa membiusnya sebagaimana Rinjani membius kami (baca di sini mengenai blog saya di Gunung Rinjani). Yaaa, memang terdengar sangat tidak apple to apple, sih!



* * *

Sekembalinya kami ke tenda, terlihat Dicky yang masih berbaring malas, namun sudah bangun. Dia menyalakan musiknya sembari menikmati pagi ini. Farisah yang tidak ikut kami bertiga pun juga sudah terlihat lebih segar. Mungkin dia sudah mencuci mukanya dan sedikit berdandan.

Kegiatan kemah kami sangatlah sederhana. Walau sudah tahu akan berkemah, tetap saja judulnya dadakan (atau bagaimana?). Tidak ada makan malam maupun sarapan pagi layaknya berkemah di gunung atau laut, yang biasanya sesi makan adalah sesi yang sangat ditunggu-tunggu. Kami hanya datang untuk tidur menunggu pagi dengan berkemah, bukan menyewa penginapan seperti pada umumnya wisatawan. Seru juga!

Sebelum kami pergi ke tempat lain, kami mengabadikan moment ini terlebih dahulu. Memotret menggunakan timer otomatis yang diatur setiap 5 detik sekali, membuat kita terlihat konyol saat difoto. Ada saja kelakuan kami yang aneh-aneh. Tapi yang saya post di sini, pastinya yang bagus saja, ya! Hehe.


Dayu, Farisah, Dariel, saya (Farah), dan Dicky


Review Mengenai Ranca Upas

Dari gerbang yang bertuliskan "Kampung Cai Ranca Upas", teman-teman masuk saja dan ikuti jalannya. Setelah itu, akan bertemu  loket masuk ke Ranca Upas ini. Tempat ini sangat luas, yaa teman-teman. Untuk bumi perkemahannya sendiri bisa memilih mau memasang tenda di area yang mana. Saat itu, kami memilih di area yang bisa melihat sunrise. Cukup jauh dari loket. Tepatnya di dekat toilet dan sungai kecil.

Waktu semalam datang, saya memang tidak memperhatikan keadaan sekitar karena sangat gelap. Namun, ketika pagi datang, woooooowwww, sungguh luas sekali di sini. Camping ground-nya ada di dekat pohon-pohon pinus (jadi, teman-teman bisa memasang hammock), di dekat area kandang rusa, di tempat yang saya tempati, di dekat parkiran mobil, dan di dekat warung-warung yang menjual jajanan. Pokoknya, banyak pilihan!


Tempat ini cocok sekali untuk orang-orang yang suka berkemah santai yang mana tidak perlu ribet dan berlelah diri untuk hiking ke gunung. Banyak orang tua yang membawa anaknya yang bahkan ada yang terbilang masih sangat kecil. Ada pula yang bawa serombongan keluarga besar. Itu mengapa, tempat ini lebih cocok untuk camping keluarga karena fasilitas yang ditawarkan di sini juga bisa memuaskan para sanak saudara yang datang untuk berlibur.


Oiah, Ranca Upas pada dasarnya memang  terletak di gunung dan area ini pula dikelilingi oleh gunung-gunung. Jadi, bagi yang memang menyukai alam dan sedang malas untuk trekking atau hiking, tempat ini bisa menjadi alternatif yang tepat, lho!








* * *


You Might Also Like

1 comments

  1. Thanks for info jangan lupa kunjungi website resmi kami https://bit.ly/2xYOaOv

    ReplyDelete