Latest Posts

Mengenal Purwokerto Lebih Dekat || #Day2

By 14:37 , ,

Finally, The Day!

Pagi hari selepas bangun tidur, perut saya sudah “kruyukan” alias laper banget. Nah, kegiatan saya di PWT hari kedua ini sebenarnya hanya datang ke kelas Preparation TOEFL aja di SPEC. Jadi, gak ada yang spesial banget menjurus ke vacation (berhubung memang datang ke PWT bukan untuk holiday). Alhasil, saya pun sudah gak sabar pingin banget sarapan dekat kosannya Ema. Kalau gak salah rutenya adalah dari depan kosan ke arah lapangan sepakbola, setelah itu belok kiri ikutin jalan sampai ketemu Alfamart yang berada di sisi kiri jalan, lalu kita nyebrang ke sisi kanan jalan. Ada gang, masuk aja dan lurus terus sampai ketemu rumah makan di sisi kanan jalan dan warnanya cokelat (saya lupa nama rumah makannya apa). Rumah makan ini desainnya bagus kok untuk ukuran daerah kos-kosan Unsoed.

Sepulangnya kami dari sarapan pagi, Ema ngajak saya main-main ke Unsoed (sebenarnya nemenin dia naro tugas ke ruang gurunya di kampus). Yasudah, setelah sarapan pagi saya lekas mandi dan langsung ikut Ema ke Unsoed.
Yeah, sayangnya lagi-lagi saya gak punya foto Unsoed seperti apa, tapi seperti biasa saya akan menyisipkan gambar berserta link aslinya ya.
Jujur, Unsoed memang luas banget dibanding Trisakti (yaiyalah Faaaa haha). Dulu ya, ekspektasi saya mengenai Unsoed itu letaknya di gunung, pedalaman desa, dan benar-benar jauh dari kota. Pokoknya ekspektasi yang gak banget. Saya pertama kali dengar Unsoed saat Fachmi Muzaqii sahabat saya masuk Kedokteran Gigi Unsoed. Dari situlah saya tau Unsoed tapi belum ada nge-search apapun mengenai Unsoed hingga akhirnya saya datang langsung ke Unsoed. Kedua, saya tau Unsoed dari teman sekamar saya dulu saat di BSK - Kampung Inggris, Pare. Namanya Nadya. Dia kelahiran 1993 yang saat itu mengambil studi Bisnis kelas internasional (sarua jeung Selma). Sampai akhirnya saya tau bahwa Unsoed ternyata cukup oke daripada ekspektasi saya hahaha ... Unsoed gedungnya persis seperti IPB, quite old gitu (yaiya dong Fa, jangan samain sama kampus swasta).

Setelah saya nemenin Ema ke Unsoed, kami pun sudah kelaperan karena jam menunjukan waktu pukul 12 siang bertepatan dengan Shalat Jumat. Kami memilih Hejo sebagai tempat untuk makan siang saat itu. Kenapa Hejo lagi? Entahlah, karena letaknya yang berdekatan dengan Unsoed. Posisi Hejo ini di sebrang jalan sekitar 80 -100 meter sebelum Unsoed kalau dari arah alun-alun/stasiun ke arah Baru Raden.

image


Menu yang saya makan adalah Nasi Telur atau biasa disingkat “Nastel” + Ayam Karage Keju + air putih tapi tidak gratis (sorry gambarnya seadanya banget, soalnya saya ambil pas detik-detik mau habis dan saya baru teringat untuk difoto sebagai bukti postingan di tumblr hehe). Buat saya menu ini enak banget, jadi serasa kayak bikinan di rumah. Tinggal goreng karage sama telur, jadi deh! Haha
Waktu menunjukan jam 1 siang, itu artinya Selma harus masuk kelas dan saya harus segera ke SPEC untuk kelas preparation jam 2 siang nanti. Dari Hejo saya naik angkot sekali ke arah SPEC dan hanya butuh waktu 2 menit untuk tiba di sana.
Sore hari setelah kelas preparation selesai, saya dan dua teman baru saya, Indah dan Nike, memutuskan untuk makan sore di Mayasi. Dari SPEC gak usah nyebrang jalan, sebab posisi Mayasi sederetan dengan SPEC. Jalan saja sedikit, patokannya setelah Indomaret.

image


Sampai di Mayasi, Indah dan Nike memesan ramen dan teh botol sedangkan saya hanya memesan es durian. Saya gak mesen yang lain sebab tadi siang saya sudah makan nasi di Hejo, jadilah perut saya full enough kalau harus ditambah makanan berat.

image


Di Mayasi ini tempatnya bagus, cozzy gitu dan sudah tersedia Wi-Fi gratis. Gak heran saat saya datang ke sana, banyak anak-anak SMP/SMA dan pasangan muda-mudi lainnya nongkrong sambil mainan gadget. Tempat ini cukup rekomen untuk nongkrong dan melepas penat bersantai bersama kawan-kawan kalau Anda datang ke PWT.
Malam ini saya gak nginep di kosannya Ema karena saya dan Nike harus belajar bareng buat tes keesokan hari di rumah Indah. Indah baik banget! Dua teman baru saya ini baik-baik banget, sungguh! Padahal kami bertiga baru saja kenal 2 hari tetapi sudah menginap bareng. Modal kepercayaan kami benar-benar keluar. Orang asing gak selamanya harus diwaspadai! Buktinya, kami langsung akrab berasa teman lama yang sudah kenal bertahun-tahun lamanya. Indah benar-benar menjamu kedatangan saya dan Nike. Gak tanggung-tanggung, kami diajak menginap dirumahnya, kemudian diberi camilan tempe mendoan plus cabe rawit hijau ala masakan Indah sendiri. Makan malam dan sarapan pagi dikeesokan harinya pun disajikan oleh Indah (lumayan nge-save money buat 2x makan hehe).
Nah, guuyss, berikut list harga-harga apa aja yang saya lakukan di hari kedua kala itu.
Hari ke -2:
  • Sarapan pagi dekat kosan Ema: Rp 11.500
  • Nasi Telur Karage Keju: Rp 11.000
  • Air Putih: Rp 1000
  • Angkot: Rp 1000
  • Es Durian Mayasi: Rp 14000
  • Total: Rp 41.500
Catatan:
Rumah makan di PWT memang murah-murah (kayak di Pare) tapi bukan berarti cocok semua diperut. Sometimes, ada yang rekomen ada yang gak. Jadi, pintar-pintar memilih menu makanan sebelum akhirnya menyesal membeli makanan yang gak sreg di lidah, kerongkongan, dan perut hehe *peace.

Regards,
FarahRZ

You Might Also Like

0 comments